Rabu, 10 September 2008

Anoa

Anoa adalah hewan khas Sulawesi. Ada dua spesies anoa yaitu: Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi) dan Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis). Keduanya tinggal dalam hutan yang tidak dijamah manusia. Penampilan mereka mirip dengan rusa dan memiliki berat 150-300 kg. Anak anoa akan dilahirkan sekali setahun.

Anoa

Seekor Anoa Dataran Rendah

Kedua spesies tersebut dapat ditemukan di Sulawesi, Indonesia. Sejak tahun 1960-an berada dalam status terancam punah. Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk diambil kulitnya, tanduknya dan dagingnya.

Anoa Pegunungan juga dikenal dengan nama Mountain Anoa, Anoa de Montana, Anoa de Quarle, Anoa des Montagnes, dan Quarle's Anoa. Sedangkan Anoa Dataran Rendah juga dikenal dengan nama Lowland Anoa, Anoa de Ilanura, atau Anoa des Plaines.

Anoa gambar

Lowland Anoa

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan:

Hewan

Filum:

Chordata

Kelas:

Mamalia

Ordo:

Artiodactyla

Famili:

Bovidae

Subfamili:

Bovinae

Genus:

Bubalus

Spesies:

B. quarlesi
B. depressicornis

Nama binomial Bubalus quarlesi
(Ouwens, 1910) Bubalus depressicornis
(H. Smith, 1827)

Anggang-anggang

Anggang-anggang merupakan sekelompok serangga pemangsa yang semuanya termasuk dalam suku Gerridae. Anggota-anggotanya, sekitar 340 jenis, banyak yang sulit dibedakan. Dalam literatur dikenal juga secara salah kaprah sebagai "laba-laba air", walaupun ia sama sekali bukan laba-laba. Nama "anggang-anggang" sendiri berasal dari gerakannya yang maju-mundur sambil mengapung

Serangga ini sangat mudah dikenali karena kebiasaan hidupnya yang selalu berjalan/melompat di permukaan air. Gerakannya cepat, dapat mencapai 1.5 m/s. Kebanyakan hidup di perairan tenang, namun ada lima jenis (dari marga Halobates) yang diketahui hidup di permukaan samudera. Dari permukaan air, anggang-anggang mengincar mangsa (biasanya serangga lain) yang berada di dekat permukaan.
Hewan ini menjadi model dalam penelitian biofisika tentang kemampuan tekanan permukaan dalam menyangga beban. Ada dua aspek yang menjadi perhatian: kemampuan mengapung di permukaan dan kemampuannya bergerak ke depan secara cepat.

Kemampuan mengapung berasal dari adanya rambut-rambut sangat kecil (microsetae) tersusun dengan arah tertentu dengan lekukan-lekukan dalam ukuran nanometer pada ujung tungkainya dan dilengkapi dengan lapisan malam (lilin), tetapi efek hidrofobik lebih disebabkan oleh struktur fisik tungkai daripada lapisan malam yang ada. Diketahui pula, terdapat sudut kontak efektif tungkai dengan air sebesar 167.6° ± 4.4°. Karena rapatnya rambut-rambut kecil serta lekukan-lekukan yang ada, udara terperangkap pada struktur itu dan berfungsi sebagai "bantalan" pada permukaan air.

anggang-anggang
Gerris sp.

Kemampuan bergerak secara cepat juga menarik perhatian ilmuwan. Untuk bergerak, anggang-anggang menekan permukaan air dengan pasangan tungkai tengahnya tanpa menembus permukaan, membentuk cekungan di permukaan. Cekungan ini cukup dalam untuk mendorong tubuh serangga ke depan. Selain itu, beberapa individu dapat menggunakan sayap yang kadang-kadang dimiliki oleh serangga ini. Dalam kondisi hidup kurang menguntungkan, anggang-anggang cenderung tidak bersayap.

Anggang-anggang (Gerridae)
anggang
Anggang-anggang Gerris remigis
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Hemiptera
Subordo: Heteroptera
Infraordo: Hemiptera
Famili: Gerridae
Leach, 1815

Genera
Aquarius
Eotrechus
Gerris
Halobates
Limnogonus
Limnoporus
Metrobates
Neogerris
Rheumatobates
Trepobates

Alap-Alap

Alap-alap merupakan sejenis burung yang berkerabat dekat dengan elang dan rajawali , termasuk dalam genus Spiziapteryx dan Microhierax dari famili Falconidae.

Burung karnivora terkecil di dunia adalah Alap-alap Capung (Microhierax fringillarius) yang dapat ditemukan di Asia Tenggara, dan Microhierax latifrons yang dapat ditemukan di pulau Kalimantan. Ukurannya rata-rata sebesar 15 cm dengan berat 35 gram.

Spiziapteryx circumcincta yaitu alap-alap dengan sayap bercorak bintik-bintik berhabitat di beberapa daerah di Argentina, namun saat ini sudah tergolong dalam binatang langka.


Jenis-jenis alap-alap:

  • Alap-alap atau Shikra Goshawk atau Accipiter badius
  • Alap-alap berkalung atau Alap-alap Maluku atau Mollucan Sparrowhawk atau Accipiter erythreuchen
  • Alap-alap coklat atau Browned Goshawk atau Accipiter fasciatus
  • Alap-alap jambul Sulawesi atau Celebes Crested Goshawk atau Accipiter grisciceps
  • Alap-alap kepala putih atau White-headed Sparrowhawk atau Accipiter henicogrammus
  • Alap-alap punggung hitam atau Black-mantled Sparrowhawk atau Accipiter melanochlamys
  • Alap-alap meyer atau Meyer's Goshawk atau Accipiter meyerianus
  • Alap-alap kecil Sulawesi atau Celebes Little Sparrowhawk atau Accipiter nanus
  • Alap-alap putih atau White Goshawk Accipiter novaehollnadiae
  • Alap-alap kepala kelabu atau Grey-headed Sparrowhawk atau Accipiter poliocephalus
  • Alap-alap Sulawesi atau Vinous breasted Sparrowhawk atau Accipiter rhodogaster
  • Alap-alap China atau Chinese Goshawk atau Accipiter soleonsis
  • Alap-alap jambul atau Crested Goshawk atau Accipiter trivingatus
  • Alap-alap ekor atau Spottailed Sparrowhawk atau Accipiter trinotatus
  • Alap-alap Asia atau Asiatic Sparrowhawk atau Accipiter virgatus
  • Alap-alap kadal jambul atau Crested lizard hawk atau Aviceda jerdon
  • Alap-alap kukuk atau Cuckeo Falcon hawk atau Aviceda subscriastata
  • Alap-alap kelelawar atau Bat Hawk atau Machaerhamphus alcinus
  • Alap-alap Doria atau Doria's Goshawk atau Magatriorochis deriae
  • Alap-alap malam atau Black Kite atau Milvus migrans
  • Alap-alap belang atau Parred Honey Buzzard atau Pernis celebensis
  • Alap-alap madu atau Asiatic Honey Buzzard atau Pernis ptilorhynchus
  • Alap-alap macan atau Oriental Bobby atau Falcio severus
  • Alap-alap atau Common Kostrel atau Falcio tinnunculus
  • Alap-alap Kecil atau Little Falcon atau Falcio lengipennis
  • Alap-alap Irian atau Nanken Kestrel atau Falcio cenchroides
  • Alap-alap menara atau Spotted Kestrel atau Falcio nolvecensis


Alap-alap Tikus

Alap-alap

Alap-alap Coklat

Alap-alap coklat

Alap-alap Jambul

alap-alap jambul

Alap-alap Kadal Jambul

Alap-alap kadal jambul

Alap-alap hitam

Alap-alap hitam

Alap-alap cina

Alap-alap cina


Jenis-jenis alap-alap yang dilindungi:

  • Microhierax erythrogenys, berhabitat di Filipina
  • Microhierax caerulescens
  • Microhierax caerulescens burmanicus
  • Microhierax caerulescens caerulescens
  • Microhierax erythrogenys erythrogenys
  • Microhierax melanoleucos

Daftar nama hewan langkah di Indonesia

Berikut ini adalah daftar nama hewan yang dilindungi oleh hukum di Indonesia. Dilarang memelihara binatang tersebut tanpa persetujuan pihak yang berwenang. BPada umumnya habitat dari hewan yang dilindungi adalah cagar alam, di mana daerah cagar alam tersebut tidak boleh terusik dan terisolasi dari campur tangan kepentingan manusia.

- Alap-Alap
- Anggang-anggang
- Anoa
- Babi Rusa
- Badak Jawa
- Badak Kalimantan
- Badak Sumatera
- Bajing Tanah
- Bangau Hitam
- Banteng
- Bayam
- Beruang Muda
- Beruk Mentawai
- Biawak Ambong
- Biawak Maluku
- Biawak Pohon
- Biawak Togian
- Bimok ibis
- Buaya Sapit
- Buaya Taman
- Buaya Tawar
- Burung Beo Nias
- Burung Cacing
- Burung Dara Mahkota
- Burung Gosong
- Burung Kipas
- Burung Kipas Biru
- Burung Luntur
- Burung Madu
- Burung Maleo
- Burung Mas
- Burung Merak
- Burung Paok
- Burung Sesap
- Burung Titi
- Burung Udang
- Cendrawasih
- Cipan
- Cubo
- Duyun
- Gajah Sumatra
- Gangsa Batu Sula
- Gangsa Laut
- Harimau Loreng
- Harimau Sumatra
- Ibis Hitam
- Ibis Putih
- Itik Liar
- Jalak Bali
- Jalak Putih
- Jantingan
- Jelarang
- Julang
- Junai
- Kahau Kalimantan
- Kakaktua Hitam
- Kakaktua Kuning
- Kakatua Raja
- Kancil
- Kangkareng
- Kanguru Pohon
- Kasuari
- Kelinci Liar Sumatra
- Kera Tak Berbuntut
- Kijang
- Klaces
- Komodo
- Kowak Merah
- Kuau
- Kubung
- Kucing Hitam
- Kura-Kura Gading
- Kuskus
- Kuwuh
- Labis-Labis Besar
- Landak Irian
- Lumba-Lumba Air Laut
- Lumba-Lumba Air Tawar
- Lutung Mentawai
- Lutung Merah
- Macan tutul
- Maleo
- Malu-Malu
- Mambruk
- Mandar Suiawesi
- Marabus
- Meong Congkok
- Merak
- Minata
- Monyet Hitam
- Monyet Jambul
- Monyet Sulawesi
- Muncak
- Musang Air
- Nori Merah
- Orangutan Pongo
- Orangutan/Mawas
- Pelanduk Napu
- Pengisap Madu
- Penyu Raksasa
- Pesut
- Peusing
- Platuk Besi
- Raja Udang
- Rangkok
- Rankong
- Roko-Roko
- Rungka
- Rusa Bawean
- Sandanglawe
- Sapi Hutan
- Siamang
- Suruku
- Tando
- Tapir
- Trenggiling
- Tungtong
- Ular Panana
- Walang Kadak
- Walang Kekek
- Wili-Wili

Sumber http://organisasi.org/daftar_nama_binatang_langka_yang_dilindungi_di_indonesia

Penyelundupan hewan langkah Trenggiling

Penyelundupan 258 Ekor Trenggiling Tanpa Kulit Seret BKSDA Sumut

Medan, (Analisa)

Sebanyak 258 ekor trenggiling mati jenis Manis Zafanica yang dilindungi negara tanpa kulit hendak diseludupkan ke luar negeri. Empat orang terlibat termasuk seorang pegawai Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumut ikut terseret ke pengadilan.

Dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) Medan Selasa (9/9), keempat terdakwa yang kemarin turut menjadi saksi yakni Anwar Hartono alias Ahwa, pemilik trenggiling.

Ahu dan Ahi selaku pemilik dan pegawai gudang penitipan ikan di gabion Belawan, serta Kepala Resort BKSDA Belawan-Sumut, Amir Hamzah.

Keterlibatan terdakwa Amir Hamzah dalam kasus ini karena mengeluarkan surat izin penitipan kepada terdakwa Anwar Hartono atau Ahwa. Daging trenggiling kemudian dititipkan Ahwa ke gudang pendinginan ikan di Belawan, milik Ahu.

Di persidangan kemarin ke empat terdakwa yang disidangkan dalam berkas terpisah, Jaksa Penuntut umum (JPU) Arif Budiman SH dan Amru Eryandi Siregar SH juga menghadirkan tiga saksi dari KP3 Belawan, yakni Kasat Reskrim KP3 Belawan Amakhoita Hia dan dua anak buahnya Johnson Sitanggang, serta GM Sinambela yang melakukan penangkapan atas kasus ini.

Saksi AKP Amakhoita Hia mengatakan, penangkapan tersebut dilakukan 21 Mei 2008. Ia langsung turun ke lokasi penangkapan di gudang penitipan ikan, sebab sebelumnya mendapat laporan masyarakat adanya penyeludupan trenggiling.

Saat penangkapan ia bertemu dan menanyakan langsung kepada Kepala Resort BKSDA Belawan, Amir Hamzah mengenai kelengkapan dokumen dan yang bersangkutan menegaskan bahwa 258 ekor daging trenggiling tersebut tidak memiliki dokumen.


Berasal dari Aceh

Pihaknya kemudian memanggil Ahi selaku pengawas gudang ke KP3 Belawan untuk membuat memberikan keterangan untuk berita acara. Namun, keesokannya, 22 Mei 2008, Amir Hamzah menemui AKP Amakhoita Hia sembari mengatakan bahwa BKSDA telah mengeluarkan surat izin penitipan terhadap daging trenggiling tersebut.

Isi surat itu seolah-olah menyatakan daging trenggiling milik BKSDA Sumut. Padahal berdasarkan pengakuan Ahwa kepada Amakhoita saat penyidikan, trenggiling itu berasal dari Aceh.

Dengan kejadian tersebut, Amakhoita Hia langsung perintahkan anggotanya untuk menyita surat tersebut dan menahan Kepala BKSDA Belawan, Amir Hamzah.

Usai melihat surat izin penitipan itu, Amakhoita mengirim SMS kepada Kepala BKSDA Sumut untuk menanyakan keabsahan surat tersebut dan ternyata yang bersangkutan membantahnya.

Amakhoita Hia di depan majelis hukum juga menegaskan, berdasarkan pengalamannya menangani perkara yang sama soal izin penitipan hewan langka yang dilindungi negara tidak seperti kasus trenggiling ini.

Setahunya, izin penitipan dikeluarkan BKSDA bagi hewan-hewan dilindungi kepada masyarakat atau lembaga yang mampu merawat dan menangani hewan tersebut, bukan untuk diperjualbelikan sebagaimana dalam kasus trenggiling yang hendak diseludupkan Ahwa ke luar negeri.

Sementara keterangan Kepala BKSDA Belawan, Amir Hamzah, ia mengeluarkan surat tersebut atas perintah atasannya yakni Kasi Perizinan BKSDA Sumut, Imelda.

Ia membantah membuat surat itu karena ia tidak mampu mengoperasikan komputer, sementara yang mengetik surat itu rekannya, Johar Sibarani.


Tidak Mengetahui

Dari persidangan diketahui, daging trenggiling itu dititipkan terdakwa Anwar Hartono alias Ahwa pada Ahu (pemilik gudang ikan-red) melalui pekerjanya Ahi.

Ahu sendiri mengaku tidak mengetahui jika titipan itu berupa daging trenggiling, begitu pula Ahi. Pasalnya terdakwa Ahwa mengatakan barang titipannya berupa ikan dan tidak ada mengatakan daging trenggiling.

Atas dasar saling percaya Ahu pun menyuruh anak buahnya (Ahi-red) agar menerima barang titipan tersebut di gudang. Ahu sendiri di persidangan mengaku ketika barang di antar tidak berada di gudang, ia berkomunikasi dengan Ahi maupun Ahwa lewat telepon selular.

Hal itu dibenarkan terdakwa Ahi yang juga sebagai saksi mengaku hanya menerima perintah atasannya. Ia juga mengaku tidak mengetahui jika daging trenggiling yang dibungkus plastik bening dan diikat erat itu adalah trenggiling.

Ahu dan Ahi mengetahui barang titipan itu adalah trenggiling setelah pihak KP3 Belawan melakukan pemeriksaan di gudang mereka 21 Mei 2008 lalu, saat barang tersebut masuk gudang pendinginan.

Jaksa Penuntut Umum (JPU) mengatakan, terdakwa Anwar Hartono alias Ahwa dihadapkan pada UU Nomor 5 tahun 1990 pasal 21, tentang Konservasi SDA Hayati dan Konsorsium subsidair Pasal 55 KUH Pidana, terhadap perbuatannya berupaya menyeludupan hewan langka, meskipun sudah dalam keadaan mati ke luar negeri. Terdakwa terancam hukuman maksimum lima tahun kurungan. (dn)

http://analisadaily.com/1-2.htm


Dari berita yang kita baca diatas, kita harus mengakui bahwa kurang sadarnya masyarkat akan pentignya menjaga keseimbangan alam. Masyarakat masih kurang mengerti atau masih kurang diberikan pengarahan mengenai bahayanya bila keseimbangan alam itu sudah tidak stabil. Oleh karena itu tidakan pemerintah seperti diatas sudahlah benar. Tetapi pihak masyarakat juga harus saling menjaga dan sama-sama mengawasi hal tersebut.

Marilah kita sama-sama menjaga kelestarian alam kita. Untuk diwariskan kepada generasi yang akan datang.

Terima kasih.

Travian

Travian adalah sebuah game yang dimainkan dengan browser. Hanya bermodalkan internet dan kemampuan berstrategi dan suka mempertimbangkan saja.
Kita hanya memerlukan sedikit waktu untuk memainkannya.
Permainan ini cukup menarik bagi mereka yang suka membangun sebuah impian untuk menjadi seorang pemilik desa. Melalui game ini juga kita dapat belajar bahwa menjadi seorang pemimpin itu kita harus mengetahui apa yang terbaik untuk desa kita dan untuk membina rakyat kita. Serta dengan menjadi pemimpin itu kita lah yang menentukan rakyat desa kita menjadi desa yang baik ataupun jahat. Kalau saja kita ingin menjadi desa yang cinta damai, kita cukup membina desa kita untuk melakukan pembagunan yang maksimal dengan upaya sendiri, sedangkan bilang kita hendak melalu jalan pintas, kita bisa saja membagun pasukan yang kuat untuk menyerang desa lain untuk memperoleh sumberdaya dari desa lain dengan cara paksa. Tapi tentulah hal itu ada resikonya karena dengan kita menyerang desa orang lain, tentulah orang tersebut akan merasa tidak senang dan tentulah dia akan mencari kesempatan untuk menyerang kota kita. Tetapi semua itu terserah kita, kita yang menentukan. Karena ini hanyalah sebuah permainan, jika tertarik cobalah Travian.

Di dalam travian terdapat 3 suku:

romawi
Romawi adalah bangsa di Travian yang paling mudah dimainkan oleh pemula. Dengan tingkat sosial dan perkembangan teknologi yang sudah tinggi maka bangsa Romawi sangat menguasai pembangunan gedung, koordinasi, dan pasukan mereka adalah bagian dari pasukan elit di Travian. Mereka sangat seimbang dan berguna dalam menyerang dan bertahan. Namun pasukan romawi dilatih sangat lama dan juga mahal. Infantri mereka adalah legenda hidup namun pertahanan mereka melawan pasukan berkuda tidaklah sebagus bangsa yang lain.
Untuk pemula dan pemain yang tidak mengetahui secara pasti keinginan mereka, Romawi adalah pilihan yang ideal.

Spesialisasi
  • Bisa membangun lahan sumberdaya dan bangunan secara bersamaan.
  • Bonus bertahan tinggi-bonus dari Pagar Batu
  • PEdagang bisa membawa sumberdaya sebanyak 500 unit (kecepatan: 16 bidang/jam)
  • Infantri sangat kuat, pasukan berkuda rata-rata,
  • Pengembangan mahal dan memakan waktu yang lama.

Galia

Galia adalah suku paling damai dari tiga suku di Travian. Pasukan mereka dilatih sebagai pasukan bertahan yang sempurna, tetapi kemampuan mereka menyerang masih bisa bersaing dengan dua suku lainnya. Galia adalah penunggang kuda, kuda-kuda mereka terkenal untuk kecepatannya yang memungkinkan penunggangnya menyerang musuh tepat dimana bisa mengakibatkan kerusakan fatal dan dengan cepat menangani musuh mereka yang terkecoh.

Suku ini sangat mudah untuk bertahan, akan tetapi dipaki untuk bermain agresif juga memungkinkan. Ini memberikan anda untuk mengembangkan strategi yang berbeda-beda (bertahan atau menyerang, menyendiri atau penolong yang dapat diandalkan, pedagang atau perampas, infantri atau berkuda, settler atau chieftain), tetapi anda butuh sedikit pengalaman dan keahlian. Bagaimanapun, Galia juga cocok untuk pemula.

Spesialisasi
  • Bonus kecepatan: Pasukan tercepat dalam Travian
  • Pertahanan rata-rata-bonus karena pagar kayu
  • Pedagang bisa membawa 750 unit sumberdaya (kecepatan: 24 bidang/jam)
  • Cranny is twice as big
  • Expensive siege weapons
  • Cheap settlers

Gotik

Teuton atau Gotik adalah suku yang agresif. Pasukan mereka terkenal jahat dan ditakuti karena keganasan dan kegilaan saat menyerang. Mereka bergerak seperti sekumpulan penjarah, bahkan tidak takut mati.

Akan tetapi mereka kurang memiliki disiplin militer seperti Galia dan Romawi, yang mengakibatkan kelemahan mereka pada kecepatan dan pertahanan. Untuk pemain yang agresif dan berpengalaman, Teuton adalah pilihan yang tepat.

Spesialisasi
  • Bonus rampasan: cranny musuh hanya bisa menyembunyikan 2/3 dari kemampuannya.
  • Pagar Tanah hampir tidak bisa dihancurkan, tetapi hanya memberikan bonus bertahan minimal
  • Pedagang bisa membawa 1000 unit sumberdaya (kecepatan: 12 bidang/jam)
  • Pelatihan pasukan yang sangat murah dan cepat yang menjadikannya perampas yang hebat
  • Pertahanan lemah

Selamat mencoba dan memilih sendiri suku yang anda inginkan.

Karena game ini cukup menarik.